Setiap dengar kata
gelandangan atau tunawisma,
pasti yang ada di pikiran kita cuma orang-orang dengan kehidupan yang
kurang layak. Hidup di jalanan, tidur beralaskan kardus, dan penampilan
compang-camping. Makan sehari-hari juga susah,
lha wong uang aja
nggak punya. Yang bisa mereka lakukan kebanyakan cuma menunggu uluran
tangan dari orang lewat. Setidaknya kondisi itulah yang tepat
menggambarkan keadaan tunawisma di Indonesia. Tapi apakah nasib
gelandangan di negara lain juga sama?
Jepang,
negara yang kita kenal dengan kemajuan teknologi dan SDM-nya yang super
masif itu, ternyata juga menyimpan sisi pahit layaknya negara-negara
berkembang:
ketimpangan ekonomi. Kondisi ini membuat sejumlah orang harus rela hidup sebagai gelandangan. Sebagaimana dilansir dari
Japan Today,
jumlah tunawisma di Jepang,
tahun 2012 bahkan mencapai 8 ribu orang lebih. Tapi ternyata nih guys,
nggak semua tunawisma di Jepang hidupnya menyedihkan! Beda banget sama
di tempat lain, di sana tuh sebagian besar malah berprinsip anti
minta-minta. Nggak sedikit juga yang sebenarnya bekerja dan punya
penghasilan tetap lho. Bagi yang penasaran seperti apa kehidupan
tunawisma di Negeri Sakura, baca deh ulasan Hipwee News & Feature
ini sampai selesai!
1. Di negara yang menjunjung tinggi
kesejahteraan penduduknya, semua warga Jepang sebenarnya bisa meminta
perlindungan sosial kepada pemerintah. Maka dari itu, persoalan
tunawisma di sana terbilang cukup unik
2. Meski bisa dapat bantuan pemerintah, mereka yang sampai ‘terusir’
ke jalanan biasanya punya alasan tersendiri. Banyak dari mereka memang
bersembunyi dari debt collector
3. Uniknya, hampir semua homeless di Jepang adalah laki-laki.
Mungkin ini disebabkan oleh stigma gender yang sangat kuat di Jepang,
di mana perempuan selalu harus ‘dijaga’ dan dilindungi dalam keadaan
apapun
 |
Mayoritas laki-laki paruh baya yang hidup sendirian. Istrinya mungkin sudah kembali ke rumah keluarganya via www.mushero.com |
4. Tapi banyak juga tunawisma yang memilih tetap hidup di jalan
karena sengaja ingin keluar dari sistem & rutinitas yang sangat
membelenggu. Apalagi harga hunian di Jepang itu tinggi banget
Atas alasan yang mungkin kurang
make sense di kepala kita,
mereka sengaja memilih hidup dengan keluar dari “sistem” dan rutinitas
yang membelenggu. Malah ada yang setelah bertahun-tahun jadi
homeless,
mereka nggak mau balik kerja lagi.
5.
Namun meski dalam kondisi seperti itu, para tunawisma di Jepang
terkenal pantang mengemis atau meminta-minta. Orang Jepang pada umumnya
juga tidak pernah memberi uang pada orang miskin
6. Maka dari itu, kebanyakan tunawisma di Jepang sebenarnya masih
bekerja. Ada yang jadi pekerja bangunan musiman atau mengumpulkan sampah
untuk didaur ulang
 |
Nggak jarang juga lho mereka menemukan ponsel atau perkakas komputer yang kalau dijual lumayan juga via pulitzercenter.org |
Meskipun statusnya homeless, tapi banyak dari mereka yang punya pendapatan tetap lho. Contohnya seorang pria bernama
Ishii
yang mengaku bisa mengumpulkan sekitar 3 juta yen dalam setahun! Atau
pria lain yang tidak mau disebut namanya, yang mampu mendapatkan 100.000
yen dalam sebulan.
7. Hal lain yang membedakan
tunawisma di Jepang dengan di negara lain adalah kreativitasnya. Mereka
ini sering memanfaatkan barang-barang di sekitar buat jadi benda
bermanfaat
Kayak memanfaatkan baterai mobil lama untuk dijadikan sumber listrik,
atau menyimpan air hujan dalam tangki, dan lain-lain. Bahkan ada
seorang tunawisma bernama
Choumei yang di hidup di tepi sungai perbatasan Kanawaga dan Tokyo, bertahan dengan menanam sayur dan buah sendiri.
8.
Kalau kamu pernah ke Jepang, mungkin sering lihat tenda-tenda biru dari
terpal dan mengiranya punya pekerja untuk menyimpan perkakas mereka.
Padahal itu rumah para gelandangan
9. Di atas tenda-tenda terpal itu juga sering terlihat panel-panel
tenaga surya buat mengaliri listrik di dalam ‘rumah’nya. Jadi mereka
nggak perlu bayar listrik. Wah, gokil ya!
10. Terus untuk soal makanan, ternyata nggak sedikit dari mereka
yang cukup pilih-pilih lho. Mereka menghindari alkohol dan makanan cepat
saji dan lebih mending makan ayam, babi, atau sayuran di restoran!
11. Ya meskipun hidupnya kayak nikmat-nikmat aja, tapi homeless di Jepang tetap terancam razia pemerintah. Apalagi kota-kota kayak Tokyo gitu tiap tahun selalu “dipercantik”
 |
Dari tahun ke tahun, pemerintah Jepang berusaha menurunkan angka tunawisma via www.upi.com |
Nggak nyangka ya ternyata kehidupan homeless di Jepang jauh berbeda sama di Indonesia.
Tapi ya tetap aja keputusan menjadi tunawisma itu kurang bisa
dibenarkan, soalnya jadi bisa berpengaruh ke banyak hal, contohnya
perekonomian negara yang bisa menurun. Kalau menurutmu gimana nih, guys?
Credit by https://www.hipwee.com
Edited by Japanpedia Indonesia
Post a Comment